
Sidomulyo – Acara Rutinan Riyadlul Jannah korda sidoarjo dilaksanakan setiap Ahad Pon, kegiatan rutinan tersebut untuk wilayah Sidoarjo di asuh oleh Ustad. Anas.
Setiap acara rutinan tersebut selalu dihadiri hingga ratusan jamaah dari beberapa kota diantaranya Surabaya, Malang dan Sidoarjo,
Bertepatan hari Ahad Pon (03/12) di Masjid Darussalam desa Sidomulyo, Riyadlul Jannah melaksanakan acara tersebut sebagaimana sudah menjadi agenda rutin yang di hadiri oleh beberapa habaib, tokoh agama dan masyarakat. adapun para Habaib dan tokoh yang hadir antara lain :
– Habib Ahmad Al Masyhur.
– Habib Shofi Al Masyhur.
– K.H Umar Faruq
Senantiasa mengingat Allah, mencintai Rasulullah, serta mendoakan para leluhur menjadi pesan yang disampaikan oleh Ust. H.M Shofwil Widad, salah satu pengasuh Ponpes Darussalam Al Khoziny Buduran tersebut.
Sedikit mengenal Sejarah dibentuknya Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah berawal dari sebuah desa yang cukup jauh dari pusat kota tepatnya di Desa Pendem. Majlis ini berasal dari sebuah pondok pesantren. PP. Riyadlul Jannah tepatnya yang diasuh oleh K.H Abdurrohim Sadzili (Gus Rohim). Berawal dari tujuan dakwah beliau yang ingin menumbuhkan perasaan cinta kepada Nabi Muhammad, keluarga Nabi Muhammad, para ulama dan habaib, Gus Rohim mengadakan kegiatan ini setelah mendapatkan isyarat melalui mimpi. Pada saat itu, beliau bermimpi pergi berziarah ke makam Rasulullah bersama santri dan masyarakat yang menjadi jamaah setianya.
Dalam mimpi tersebut beliau memerintahkan kepada semua jamaahnya untuk terlebih dahulu masuk ke dalam makam Rasulullah. Setelah seluruh jamaah selesai berdoa di makam Rasulullah dan keluar dari makam barulah beliau sendiri memasuki makam Rasulullah. Di dalam mimpi tersebut, beliau berada di depan makam Rasulullah dan bermunajat dan memohon syafa’at dari Rasulullah dan tidak terasa sampai beliau menetaskan air mata dan menangis tersedu-sedu di depan makam Rasulullah. Secara tiba-tiba dari dalam makam, Rasulullah mengulurkan tangannya yang mulia kepada Gus Rohim. Tanpa berfikir panjang Gus Rohim mencium tangan Rasulullah tersebut dan terus dipeganginya dengan sangat erat sampai beliau terbangun dari tidurnya. Setelah beliau terbangun dari tidurnya, wangi harum.
Berselang beberapa bulan setelah mendapatkan isyarat lewat mimpi, Gus Rohim dengan 2 orang santrinya bersilaturrahmi ke rumah Habib Anis bin Alwi Al Habsyi di Solo. Habib Anis merupakan cucu dari Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang menyusun kitab maulid Simtudh Dhurar atau juga disebut dengan maulid Habsyi. Hanib Anis mengijazahkan pembacaan kitab Maulid Simtuddurar kepada Gus Rohim dan Habib Anis juga meminta kepada beliau untuk menyebarluaskan di kawasan sekitar daerah tempat tinggalnya di sekitar Kota Batu dan Kota Malang. Memperoleh amanah dari Habib Anis tersebut, beliau mulai mengadakan rutinan pembacaan Maulid Simtuddurar di PP. Riyadlul Jannah yang dilaksanakan dengan semua santri setiap malam menjelang subuh atau tepatnya setelah melakukan sholat malam.
Setelah 2 atau 3 bulan akhirnya beliau sowan ke Habib Anis yang di Solo itu dan beliau menceritakan mimpinya. Kemudian beliau diberi ijazah untuk membacakan maulid Simtuddurar yang disusun oleh kakek Habib Anis yaitu Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, yang akhirnya di baca sampai sekarang ini, sebagaimana diceritakan oleh Sujiman salah satu perwakilan pengurus Riyadlul Jannah korda sidoarjo dn salah satu anggota LAZISNU Ranting Siwalanpanji. (Panda_Ndut)