BUDURAN. “Tangkap!” Terdengar fasilitator memberikan aba-aba. Seketika tangan kanan dari beberapa orang yang berdiri melingkar di ruang tengah kantor MWCNU Buduran itu bergerak cepat menangkap jari telunjuk orang di samping kanannya yang mengacung ke atas, sedangkan yang telunjuknya jadi target tangkapan berusaha menghindarkannya. Ada yang tertangkap telunjuknya sekaligus berhasil menangkap telunjuk lain, ada yang luput keduanya, ada juga yang tertangkap tapi tak berhasil menangkap, dan juga ada yang berhasil menangkap tapi telunjuknya selamat dari tangkapan sahabat di samping kirinya. Itulah keseruan salah satu momen saat pendidikan dan pelatihan (Diklat) Jurnalistik dan Literasi Digital yang diadakan oleh Kepanitiaan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 untuk santri se-Buduran pada selama dua hari yaitu Sabtu dan Ahad tanggal 28-29 Oktober 2023.
Latar belakang kegiatan ini menjadi salah satu agenda dalam rangkaian peringatan HSN 2023 di MWCNU Buduran adalah untuk meningkatkan gairah literasi santri, dan menuangkannya melalui media sosial yang selalu mengalami perkembangan dewasa ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa transaksi informasi antar subyek baik personal maupun komunal dewasa ini terjadi sangat cepat dan menyuguhkan berbagai macam tema. Satu sisi hal itu menjadi peluang bagi kalangan santri sebagai kesempatan mengembangkan kapasitas diri dan menyuarakan dunia santri pada masyarakat dunia. Namun di sisi lain juga mengancam santri dengan asupan informasi yang sama sekali tidak penting, dan bahkan berstatus sebagai informasi yang salah.
Maka pada konteks inilah Diklat Jurnalistik dan Literasi Digital tersebut menjadi sangat penting untuk membekali para santri melek media dengan perangkat kemampuan memproduksi informasi melalui kemampuan jurnalistik. Paling tidak, para peserta diklat tersebut tidak terkecoh dengan berita hoax dan juga tidak menjadi produsen atau distributor berita-berita semacam itu. Sebaliknya, peserta diklat memiliki kemampuan memberikan informasi yang bergizi bagi kepada publik dengan perangkat skill yang memadai. Begitulah kira-kira apa yang menjadi latar belakang dan harapan dari kegiatan yang dilaksanakan dengan fasilitas yang sangat sederhana tersebut.
Hal ini juga yang didawuhkan oleh KH. Jalisil Ulama ketika memberikan sambutan pembukaan di awal diklat. Beliau menyampaikan harapannya bahwa kegiatan seperti ini pastinya membawa manfaat yang luar biasa, terutama pada para peserta. Paling tidak peserta memiliki kemampuan dan pengalaman dalam membuat berita dengan ilmu yang dipelajarinya selama diklat. Sehingga tidak membuat sekaligus mendistribusikan informasi hoax, sekaligus tidak mudah termakan oleh berita hoax. “Pastinya, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat. Paling tidak setelahnya Panjenengan semua mampu membuat berita yang benar sesuai dengan kaidah jurnalistik dan tidak membuat berita palsu atau hoax,” begitulah kira-kira beliau menyampaikan.
Kegiatan ini sendiri diikuti oleh perwakilan Lembaga, Badan Otonom, dan PRNU se-Buduran. Salah seorang remaja yang menjadi peserta, terlihat serius mengikuti arahan pemateri. Bahkan terkadang terlihat alisnya berkerut-kerut ketika mengerjakan tugas yang diberikan pemateri. Ketika dikonfirmasi, yang bersangkutan mengaku agak kaget dengan model diklat tersebut. Walau terkesan santai, tapi ternyata cukup menyita tenaga karena harus berkonsentrasi dan fokus dalam memahami materi atau pada saat mengerjakan penugasan. “Ternyata menulis berita itu tidak segampang membacanya Pak, perlu ilmu dan kebiasaan,” ujarnya sambil tersenyum dan minum es yang disediakan panitia.
HSN 2023, Jihad Santri Jayakan Negeri.(c)
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Buduran