MOJOKERTO. Forum Silaturrahim (FORSIL) MWC NU se-Kabupaten Sidoarjo menyelenggarakan pertemuan pada Sabtu (29/07/23) di villa milik pengurus MWC NU Wonoayu yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut. Berdasarkan daftar hadir yang telah disediakan panitia, kegiatan yang dimulai ba’da dluhur dan berakhir menjelang maghrib tersebut dihadiri oleh lima orang perwakilan MWC NU se-Sidoarjo. Perwakilan MWC NU Buduran yang hadir di kegiatan itu lima orang, yaitu KH. Chusnul Waro, Kyai Machrus, Abah Arintono, Ustadz Ach. Zaini, dan Chabib Musthofa.
Kegiatan ini ini juga diisi dengan berbagai acara, dimulai dengan pembacaan shalawat, khutbah iftitah, dan sambutan-sambutan, baik dari MWCNu Wonoayu sebagai tuan rumah maupun dari kepengurusan FORSIL MWC NU Sidoarjo. Menariknya, tempat yang digunakan sebagai ajang pertemuan merupakan milik salah satu pengurus MWC NU Wonoayu. Hal ini menjadi tanda dari kekuatan yang dimiliki oleh MWC NU Wonoayu.
Abah Anas yang saat ini menjadi Ketua Tanfidziyah MWC NU Wonoayu menyampaikan rasa syukurnya atas kerawuhan pengurus MWC NU pada kegiatan rutin tersebut, seraya juga memohon maaf bila ada kekurangan dalam penghormatan pada tamu undangan. Beliau juga menginformasikan bahwa villa yang ditempati kegiatan FORSIL kali itu adalah milik pengurus MWC NU Wonoayu dan menjadi “kantor kedua”, sehingga boleh digunakan untuk berbagai kegiatan NU.
“Tempat ini sudah menjadi kantor kedua bagi MWC NU Wonoayu, jadi monggo bila Panjenengan semua berkenan memanfaatkan tempat ini untuk berbagai kegiatan, terutama kegiatan-kegiatan NU”, ujarnya.
Pada penyampaian khutbah iftitahnya, KH. Chusnul Ma’arif sebagai Rois Syuriyah MWC NU Wonoayu juga menyampaikan pentingnya kemandirian organisasi dalam bentuk kepemilikan asset dan modal demi menjalankan roda organisasi dengan maksimal. Sebaik apapun program yang dicanangkan, bila tidak didukung dengan kekuatan material yang mencukupi, tentu tidak akan berjalan dengan maksimal. Oleh karena itu, bagi organisasi seperti MWC NU harus memiliki kemandirian dan kekuatan dalam bidang finansial.
“Penting untuk organisasi seperti MWC NU memiliki kekuatan finansial untuk menunjang kegiatannya. Dan itu dapat dimulai dengan kemandirian finansial yang dimiliki oleh para pengurusnya,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Abah Sugik yang menjadi ketua FORSIL MWC NU se-Sidoarjo. Pada sambutannya, beliau menyatakan bahwa bila ada pengurus NU yang kaya dan peduli pada organisasinya, itu menjadi keberkahan tersendiri untuk jam’iyah dan jama’ah, sama dengan yang terjadi di MWC NU Wonoayu ini. Beliau juga berharap agar ke depan tiap MWC NU di Sidoarjo memiliki asset ekonomi yang mapan. “Moga ke depan, tiap MWC NU di Sidoarjo ini memiliki villa seperti ini,” ujarnya. Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan doa oleh KH. Chusnul Waro dari Buduran.(c)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah
alhamdulillah