PENGAJIAN KITAB AL-MAJALIS AL-SANIYAH SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH:
HADITS KE-2 TENTANG IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
OLEH: KYAI MACHRUS, M.Pd.I
KETUA TANFIDZIYAH MWCNU BUDURAN
الْحَدِيْثُ الثَّاني :
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ذَاتَ يَوْمٍ إَذْ طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثّيابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنا أحَدٌ حَتى جَلَسَ إلَى النبِي فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفيْهِ عَلَى فَخِذِيْهِ وَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ” الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لآ إِلٰهَ إلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُولُ اللهِ ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَة ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً ” قَالَ: صَدَقْتَ. فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرِنيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: “أَنْ تُؤمِنَ بِاللهِ، وَمَلاِئكَتِهٖ، وَكُتُبِهٖ ، وَرُسُلِهٖ ، وَالْيَومِ الآَخِر ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ” قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ فَأخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: ” أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ ، قَالَ : ” مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ” قَالَ : فَأخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا ، قَالَ : ” أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا ، وَأَنْ تَرى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ” ثْمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ : ” يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ ” قُلْتُ اللهُ وَرَسُوله أَعْلَمُ قَالَ : ” فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلَّمُكُمْ دِيْنَكُمْ ” .رواه مسلم
HADITS KE-2
Dari Sayyidina Umar bin Khattab RA, beliau berkata: Pada suatu hari, ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah &, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya hitam sekali. Tidak kelihatan pada dirinya bekas dari perjalanan jauh, sedang kami tidak ada yang mengenalnya. Kemudian laki-laki itu duduk di hadapan Baginda Nabi SAW dengan kedua lututnya menempel lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di kedua pahanya, lalu bertanya: “Ya Muhammad, beritahukanlah kepada saya tentang agama Islam? “Rasulullah SAW menjawab: “Agama Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan naik haji ke Baitullah jika engkau mampu pergi ke sana.” Laki-laki itu berkata: “Tuan benar.” Kami merusa heran kepada orang itu, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkan. Kemudian laki-laki itu bertanya kembali: “Beritahukanlah kepadaku tentang iman?” Beliau menjawab: “Iman itu adalah engkau harus percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan kepada hari kiamat, serta engkau harus percaya kepada (adanya) takdir baik dan buruk.” Orang itu berkata: “Tuan benar.” Kemudian laki-laki itu bertanya pula: “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan?” Beliau menjawab: “Hendaklah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, sebab sekalipun engkau tidak melihat-Nya, Dia melihatmu.” Kemudian laki-laki itu bertanya kembali: “Sekarang, beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat?” Rasulullah SAW menjawab: “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.” “Beritahukanlah kepadaku tentang tanda-tandanya saja?” Tanya laki-laki itu pula. Beliau menjawab: “Apabila ada seorang budak wanita melahirkan tuannya, dan apabila ada seorang yang asalnya hidup melarat, berpakaian compang-camping, tanpa mengenakan alas kaki, sebagai penggembala kambing, kemudian menjadi kaya raya hingga berlomba-lomba dalam membangun rumah mewah.” Kemudian laki-laki itu pergi. Nabi diam sejenak, lalu Nabi bertanya kepadaku: “Hai Umar, tahukah engkau siapakah yang bertanya tadi?” Saya menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau lalu menjelaskan: “Itulah Jibril, yang datang kepada kalian untuk mengajarkan kalian tentang agama kalian.” (HR. Muslim)
Hikayat yang berkaitan :
- Dari sebagian ulama’ ahli thariqah telah disebutkan hadits ini pada suatu hari Nabi Muhammad SAW., bersabda:
اعْبُدِ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ
Artinya: “Hendaklah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya”
Kemudian berhenti. Sabda Nabi tersebut mengisyaratkan dengan isyarat yang bersifat shufiyyah, yakni jika kamu memfana’kan dirimu dan tidak melihat dirimu sedikitpun, maka kau akan dapat musyahadah Tuhanmu, karena itulah yang menjadi hijab dari-Nya. Ketika kamu telah menyingkap hijab tersebut, kamu akan dapat menyaksikan yang ada di baliknya. Hal ini serupa dengan yang diceritakan oleh sebagian ulama’ thariqah bahwa, “Aku melihat Rabb al-Izzat dalam mimpi”. Aku bertanya, “Tuhanku, bagaimana thariqah (jalan/cara) untuk (wushul) pada-Mu?” Dia berfirman, “Takhalli-kan (kosongkan hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa mengotori) dirimu, lalu kemari!’”
- Sebagian ulama menceritakan dalam karangannya, bahwa Allah SAW mewahyukan kepada malaikat Jibril supaya turun ke negeri anu (al bilad al fulaniyah) dan balikkan atasnya ke bawah dan bawahnya ke atas, karena, firman Allah, Aku sudah sangat murka kepada mereka. Jibril bertanya: “Mahasuci Engkau Ya Rabb, apa dosa yang telah mereka perbuat?” Allah menjawab: “Pada malam ini telah terjadi tujuh puluh ribu perzinaan.” Maka pergilah Jibril ke negeri itu, di sana terdapat tujuh kota. Kemudian diangkatnya negeri itu seluruhnya dengan sayapnya hingga ke langit, dan hendak dibalikkannya kembali ke bumi. Pada saat itu ada seorang perempuan sedang memasak adonan makanan buat bayinya. Ketika ia sedang memasak, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayinya karena terjatuh dari ayunannya. Perempuan itu menjadi bingung hingga tak terasa tangannya menyentuh api tungku hingga terbakar, lalu ia berkata kepada bayinya: “Hai anakku, Tuhanku di antara kemurahan-Nya adalah Dia Maha Penyantun, Dia tidak akan menyegerakan azab kepada orang yang durhaka kepada-Nya.” Ketika perempuan itu mengatakan hal itu, maka menjadi redalah kemurkaan Allah, lalu Dia berfirman kepada Jibril: “Letakkan kembali negeri itu di tempatnya, sebab kemurkaan-Ku telah hilang karena perkataan perempuan itu kepada anaknya. Aku Maha Penyantun, dan tidak akan menyegerakan siksa kepada orang yang durhaka kepada-Ku.” Maka bayi itu menjadi sebab syafaat bagi orang-orang yang sudah sepantasnya mendapatkan azab, sedang mereka tidak mengetahuinya. Ya Allah, ridailah kami dan janganlah Engkau murka kepada kami. ..amin Ya Arhamar raahimiin. Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Wa shallallaahu alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.
Disarikan dari kitab : al-Majalis al-Saniyah
Karya : Syaikh Ahmad bin Syaikh Hijazi al-Fasyani
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah