RUTINAN MAULID AL-DIBA’I IPNU-IPPNU SUKOREJO

SUKOREJO. Bertempat di musholla Baiturrohim pada Sabtu (17/6), PR IPNU-IPPNU Sukorejo melaksanakan kegiatan rutin bersama berupa pembacaan Maulid al-Diba’i. Kegiatan gabungan ini menjadi rutinan tiap pekan ketiga dalam satu bulan dari PR IPNU-IPPNU ranting Sukorejo bagi anggotanya, walaupun pada pelaksanaannya kerap dihadiri oleh pengurus NU lintas Banom dan Lembaga, ketakmiran setempat, serta tentunya umat Islam pada umumnya. Tidak hanya pembacaan maulid, tapi rutinan itu juga dilengkapi dengan pengajian kitab Lubabul Hadits karya Jalaluddin bin Kamaluddin al-Suyuthi yang diasuh oleh Rois Syuriyah PRNU Sukorejo, Drs. H. Suwoko, M.Pd.

Kegiatan rekan-rekanita IPNU dan IPPNU semacam ini merupakan aktifitas yang membanggakan mengingat bahwa di zaman ini tidak banyak anak-anak muda yang gemar mengembalikan dan menyibukkan dirinya dalam aneka ritual spiritual seperti diba’an atau maulidan. Maka kegiatan seperti yang dilakukan oleh IPNU-IPPNU Sukorejo kali ini merupakan salah satu bagian dari keistimewaan dari anak-anak muda yang patut disyukuri. Artinya, kegiatan seperti ini menjadi cermin bening dari cerahnya masa depan generasi berikutnya. Rekan M. Irfan harianto selaku ketua IPNU Sukorejo dan rekanita Ainun Khofidhotul F selaku ketua IPPNU terlihat aktif mengkoordinir anggotanya dalam kegiatan tersebut.

Apalagi yang dibaca adalah kitab maulid karangan al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i Asy-Syaibani al-Yamani al-Zabidi asy-Syafi`i, yang dalam keterangan historisnya merupakan salah satu masterpiece kitab maulid terbaik. Bahkan selain kitab maulid tersebut, disebutkan bahwa pengarangnya juga menuliskan beberapa kitab lain seperti Taysirul Ushul dan Bughyatul Mustafid. Kitab Diba’ sendiri diyakini merupakan ringkasan dari kitab Maulid Syaraful Anam, karangan Syekh Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Qasim al-Mursi, yang dikenal dengan nama Ibnu Qasim.

Pada fasal yang berbunyi “ahdliruu qulubakum ya ma’syaro dzawil albab…” misalnya, kita dapat memahami bahwa pengarang kitab Diba’ tidak hanya mengajak kita bershalawat pada Rasulullah shollllahu ‘alaihi wa sallam, tapi juga mengajarkan kita untuk menghadirkan Rasulullah shollllahu ‘alaihi wa sallam dalam diri tiap pembaca maulid Diba’ ini. Artinya, jika mala mini rekan-rekanita IPNU-IPPNU Sukorejo membaca maulid Diba’, maka mereka berada dalam jalur ajaran Imam al-Diba’i dalam membesarkan mahabbah kepada Rasulullah shollllahu ‘alaihi wa sallam. Selamat pada IPNU-IPPNU Sukorejo. Mahabbah gak kenal wayah.(c)