KAJIAN KITAB AL-JALAU AL-AFHAM SYARAH AQIDATUL AWAM: FASHAL 5 TAAT PADA RASULULLAH SAW DAN FASHAL 6 IMAN PADA HARI AKHIR

 ﷽.

KAJIAN KITAB AQIDATUL AWAM [TAUHID]

 

FASHAL LIMA

[Pasal 5]

 

[TAAT KEPADA RASULULLAH ﷺ]

 

:قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

وَكُـلُّ مَا أَتَى بِهِ الـرَّسُــوْلُ ٢٧ فَحَــــــــــقُّـهٗ التَّسْـلِـيْمُ وَالْقَــبُوْلُ

Dan segala apa-apa yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ, maka kita wajib pasrah dan menerima

 

MUFRADAT [KOSAKATA]

 

التَّسْـلِـيْمُ : mengakui kebenaran apa yang dibawah oleh Nabi Muhammad ﷺ dan pasrah secara mutlak.

 

PENJELASAN

Sebagian dari kewajiban bagi setiap mukalaf apabila sampai kepadanya ajaran apapun yang di bawah oleh Rasulullah Muhammad ﷺ adalah mengamalkan dan mengaplikasikannya, di samping itu ia juga wajib pasrah dan menerimanya, karena Beliau adalah sumber ke dua setelah Firman Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman:

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا (سورة الحشر الاية : ٧)

Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah. [QS. Al-Hasyr : 7]

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ (سورة النساء الاية : ٥٩)

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) [QS. Al-Nisa’ : 59]

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ (سورة ال عمران الاية : ۳۱)

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu [QS. Ali Imran : 31]

 

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا (سورة النساء الاية : ٦٥)

Artinya: Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga bertahkim kepadamu (Nabi Muhammad) dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian, tidak ada keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka terima dengan sepenuhnya. [QS. Al-Nisa’ : 65]

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وإذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا منه ما اسْتَطَعْتُمْ وَمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: ”Apabila saya telah memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka lakukanlah semampu kalian, dan apa yang saya larang, maka hindarilah” (HR. Bukhari dan Muslim)

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا : كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي (رواه الحاكم)

Artinya: “Aku tinggalkan untuk kalian dua hal, dengan keduanya kalian tidak akan tersesat : Kitab Allah (Al-Qur’an), dan Sunahku”. (HR.Hakim)

-يَقُوْلُ الْاِمَامُ مَالِكٌ رَحِمَهُ اللهُ: مَا مِنَّا إلّا رَآدٌّ وَمَرْدُوْدٌ عَلَيْهِ، ِإلَّا صَاحِبُ هٰذَا الْقَبْرِ -يَعْنِي رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Al-Imam Malik rahimahullah berkata : “Tidaklah seorang pun dari kita kecuali orang yang membantah atau yang dibantah, kecuali pemilik kubur ini” – yaitu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

.قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: أَجْمَعَ الْمُسْلِمُوْنَ عَلَى أَنَّ مَنِ اسْتَبَانَتْ لَهٗ سُنَّةٌ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ لَمْ يَكُنْ لَهٗ أَنْ يَدَعَهَا ِلقَوْلِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ

Artinya:Kaum muslimin telah bersepakat bahwa barang siapa yang telah jelas baginya sunah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tidak boleh baginya untuk meninggalkannya karena perkataan seorang pun dari kalangan manusia”

۩۩۩۩۩۩۩۩۩۩

 

 

  ﷽.

KAJIAN KITAB AQIDATUL AWAM [TAUHID]

 

FASHAL ENAM

[Pasal 6]

 

[HARI AKHIR]

 

:قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

إِيْـمَـانُنَا بِـيَوْمِ آخِرٍ وَجَبْ ٢٨ وَكُلِّ مَـا كَانَ بِـهِ مِنَ الْعَـــجَبْ

Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib, dan segala perkara yang dahsyat pada Hari Akhir

 

PENJELASAN:

Wajib bagi setiap mukalaf membenarkan adanya hari akhir, firman Allah ﷻ:

وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ (سورة البقرة الاية : ۱٧٧)

Artinya: melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir [QS. Al-Baqarah : 177]. Dan wajib mempercayai kejadian-kejadian yang berkaitan dengan hari akhir, diantara-nya adalah:

  1. Barzah: yaitu fase antara kematian, hari kebangkitan, dan hari berkumpul di mahsyar.

وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ (سورة المؤمنون الاية : ۱٠٠)

Artinya: Di hadapan mereka ada (alam) barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. [QS. Al-Mukminun : 100]

  1. Pertanyaan kubur, nikmat kubur bagi orang-orang yang taat, dan siksa kubur bagi orang-orang yang bermaksiat.

Diantara dalil yang menunjukkan adanya siksa kubur bagi orang-orang yang bermaksiat, firman Allah ﷻ:

اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّاۚ وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُۗ اَدْخِلُوْٓا اٰلَ فِرْعَوْنَ اَشَدَّ الْعَذَابِ (سورة غافر الاية : ٤٦)

Artinya: Neraka diperlihatkan kepada mereka (di alam barzakh) pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan,) “Masukkanlah Fir‘aun dan kaumnya ke dalam sekeras-keras azab!” [QS. Ghafir : 46]

Ada beberapa hadits yang menjelaskan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ memohon perlindungan dari siksa kubur.

  1. Bangkit dari kubur: Firman Allah ﷻ:

ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ (سورة المؤمنون الاية : ١٦)

Artinya: Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan dibangkitkan. [QS. Al-Mukminun : 16]

اَللّٰهُ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ (سورة الروم الاية : ۱۱)

Artinya: Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi. Lalu, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. . [QS. Al-Rum : 11]

مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ اِلَّا كَنَفْسٍ وَّاحِدَةٍ (سورة لقمان الاية : ٢٨)

Artinya: Menciptakan dan membangkitkan kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (mudahnya menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. . [QS. Luqman : 28]

  1. Dihimpunnya jasad-jasad pada sebuah tempat berkumpul sesudah dibangkitkan:

Bersabda Nabi Muhammad ﷺ:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عُرَاةً غُرْلًا كَمَا خُلِقُوْا … الْحَدِيْث (رواه الترمذي في سننه)

Artinya: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Manusia akan dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan telanjang serta tidak berkhitan. Sebagaimana ketika mereka diciptakan. [diriwayatkan oleh Imam Turmudzi di dalam sunannya]

Bersabda Nabi Muhammad ﷺ:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ رِجَالًا وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّونَ عَلَى وُجُوهِكُمْ [رواه الترمذي في سننه]

Artinya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari kiamat) ada yang berjalan, berkendaraan, dan akan diseret di atas wajah kalian.” . [diriwayatkan oleh Imam Turmudzi di dalam sunannya]

أَوَّلُ مَنْ يُكْسٰى يَوْمَ الْقِيَامَة خَلِيلُ اللّٰه عَلَيْه السلَامْ قِبْطَيْتَيْنِ، ثُمَّ يُكْسٰى مُحَمَّدٌ ﷺ حِلَةَ حِبْرَة عَنْ يَمِينِ العَرْشِ [كما أخرجه إبن المبارك في الزهد – تحفة الأحوذي ۷/۱٠۸]

Artinya: “Orang pertama yang dikenakan pakaian pada hari kiamat adalah Khalilullah (Nabi Ibrahim a.s) dengan dua helai kain kibti. Kemudian setelah itu Muhammad dikenakan sebuah pakaian yang indah di sebelah kanan ‘Arsy.”

 

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Pengkhususan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sebagai orang pertama kali dikenakan pakaian, bukan berarti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam lebih mulia daripada Nabi kita Muhammad ﷺ secara mutlak.”

  1. Syafa’at: Pembelaan, syafa’at ada beberapa macam, antara lain:

Pertama: Syafa’atul Udzma atau pembelaan yang besar: yaitu pembelaan Nabi kita Muhammad ﷺ terkait putusan pengadilan Allah ﷻ untuk meringankan makhluk dari ketakutan dan kesulitan di tempat berkumpul [mahsyar]. Pembelaan yang besar ini dikhususkan untuk Nabi Muhammad ﷺ, maqam [kedudukan] ini adalah kedudukan terpuji yang telah dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ, sebagaimana firman Allah ﷻ:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا [سورة الاسراء الاية : ٧٩]

Artinya: Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. [QS. Al-Isra’ : 79]

Kedua: Syafa’at atau pembelaan Rasulullah Muhammad ﷺ untuk memasukkan umat manusia ke surga tanpa hisab. Berkata Imam Al-Nawawi: syafa’at ini adalah kekhususan untuk Rasulullah Muhammad ﷺ.

Ketiga: Syafa’at atau pembelaan Rasulullah Muhammad ﷺ untuk menambah derajat seseorang. Dalam hal ini Imam Al-Nawawi menetapkan, namun tanpa memastikan syafaat ini khsus pada Rasulullah Muhammad ﷺ.

Keempat: Syafa’at atau pembelaan Rasulullah Muhammad ﷺ untuk orang yang telah di vonis masuk, agar tidak masuk neraka. Berkata Iyadh: “syafa’at ini tidak di khususkan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ.” Imam Al-Nawawi dalam hal ini ragu-ragu, karena tidak adanya keterangan menyangkut kepastian hal tersebut.

Kelima: Syafa’at atau pembelaan Rasulullah Muhammad ﷺ untuk orang yang telah ada di neraka untuk dikeluarkan. Dalam hal syafa’at ini tidak dari Rasulullah Muhammad ﷺ saja, melainkan dari para Nabi dan orang-orang yang saleh.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلاَثَةٌ: الْأَنْبِيَآءُ، ثُمَّ الْعُلَمٰآءُ، ثُمَّ الشُّهَدَآءُ [رواه ابن ماجه عن عثمان، حديث حسن]

Artinya: Rasulullah Muhammad bersabda: “Akan memberi syafa’at pada hari Kiamat tiga macam orang, yaitu: para nabi, para ulama kemudian para syuhada’ (orang yang mati syahid).” [diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Utsman, Hadits Hasan].

  1. Hisab [perhitungan amal] dan Qishas [pembalasan] di Mahsyar: Allah ﷻ berfirman:

وَنُخۡرِجُ لَهٗ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلۡقٰٮهُ مَنۡشُوۡرًا‏ ١٣ اِقۡرَاۡ كِتٰبَك َؕ كَفٰى بِنَفۡسِكَ الۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيۡبًا ؕ‏ ١٤ [سورة الاسراء الاية : ١۳-١٤]

Artinya: Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas amalmu. [QS. Al-Isra’ : 13-14]

فَاَمَّا مَنۡ اُوۡتِىَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيۡنِهٖۙ‏ ٧ فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَّسِيۡرًا ۙ‏ ٨ وَّيَنۡقَلِبُ اِلٰٓى اَهۡلِهٖ مَسۡرُوۡرًا ؕ‏ ٩ [سورة الانشقاق الاية : ٧-٩]

Artinya: Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. [QS. Al-Insyiqaq : 7-9]

 

Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ رَجُلٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ … الحديث [رواه الترمذي في السنن]

Artinya: “Tidaklah seorang lelaki di antara kalian melainkan akan diajak bicara oleh tuhannya dengan tanpa juru penerjemah [diriwayatkan oleh Imam Turmudzi di dalam Sunan Turmudzi]

 

 Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda:

لَا تَزُولُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتّٰى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهٖ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهٖ فِيمَ أَبْلَاهُ وَمَالِهٖ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهٗ وَفِيمَ أَنْفَقَهٗ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ [رواه الترمذي في السنن]

Artinya: Kaki Anak Adam tidaklah bergeser pada hari Kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya. [diriwatkan oleh Imam Turmudzi di dalam Sunan Turmudzi]

Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda:

لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقُ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنْ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ [رواه الترمذي في السنن]

Artinya: “Semua hak itu pasti akan dipenuhi pada hari kiamat kelak, hingga kambing bertanduk pun akan dituntut untuk dibalas oleh kambing yang tidak bertanduk.” [diriwatkan oleh Imam Turmudzi di dalam Sunan Turmudzi]

  1. Timbangan: adalah timbangan yang digunakan untuk menimbang perbuatan-perbuatan baik dan buruk. Allah ﷻ berfirman:

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ [سورة الانبياء الاية : ٤۷]

Artinya: Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. [QS. Al-Anbiya’ : 47]

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْن.  وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَازِینُهٗ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ خَسِرُوۤا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔایَـٰتِنَا یَظۡلِمُونَ [سورة الاعراف الاية : ٨-٩]

Artinya: Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang beruntung. Siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. [QS. Al-A’raf : 8-9]

  1. Shirath atau Titian: adalah jalan yang melintang di atas neraka jahanam yang dilalui oleh orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian setelah mereka beranjak dari mahsyar. Telapak kaki orang-orang mukmin yang taat dapat tetap menapak di atasnya. Para calon penghuni surga pasti akan melewatinya. Diantara mereka ada yang melewatinya sekejap mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat kuda lari kencang, dan ada pula yang berjalan dengan sangat lamban. Semua itu sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. Adapun tapak kaki orang-orang kafir dan para pelaku maksiat dari orang-orang mukmin terpeleset dan jatuh ke neraka. Allah ﷻ berfirman:

وَاِنۡ مِّنْکُمْ اِلَّا وَارِدُهَا  كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتۡمًا مَّقۡضِيًّا​ ۚ‏ ٧١ ثُمَّ نُـنَجِّى الَّذِيۡنَ اتَّقَوْا وَّنَذَرُ الظّٰلِمِيۡنَ فِيۡهَا جِثِيًّا‏ ٧٢ [سورة مريم الاية : ۷١-۷٢]

Artinya: Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut. [QS. Maryam : 71-72]

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُوْنُ أنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يَجُوْزُ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إلاَّ الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَفِىْ جَهَنَّمَ كَلاَلِيْبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ [رواه مسلم]

Artinya: “Dihamparkan sirath (titian) di antara dua tepi Neraka Jahanam, aku dan umatku orang yang pertama kali melaluinya, tidak ada yang berbicara pada hari itu kecuali para rasul, dan doa para rasul pada hari itu, ‘Ya Allah selamatkan, selamatkan. Di Neraka Jahanam terdapat pengait-pengait seperti duri Sa’dan, apakah kalian pernah melihat duri Sa’dan?” Mereka menjawab: “Ya Wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya dia seperti duri Sa’dan tetapi tidak ada yang mengetahui besar ukurannya kecuali Allah, yang menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka. Di antara mereka ada yang celaka karena amalannya dan ada yang lolos hingga sukses.” [diriwayatkan oleh Imam Muslim]

 

  1. Haudh [telaga] Rasulullah Muhammad ﷺ. Bersabda Rasulullah Muhammad ﷺ:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: حَوْضِيْ مَسِيْرَةُ شَهْرٍ وَزَوَيَاهُ سَوَآءٌ مَآؤُهٗ أَبْيَضُ مِنَ الَّلبَنِ وَرِيْحُهٗ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ وَكَيْزَانُهٗ كَنُجُوْمِ السَّمَآءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلاَ يَظْمَأُ أَبَدًا [رواه البخاري ومسلم]

Artinya: “Luas telagaku sejauh sebulan perjalanan. Setiap sisinya sama panjangnya. Airnya lebih putih dari susu. Baunya lebih harum kasturi. Gemerlapan cahayanya bagaikan sinar bintang di langit. Siapa yang minum dari telaga itu tidak akan haus selama-selamanya sesudah itu. [diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim]

Bersabda Rasulullah Muhammad ﷺ:

 إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَ إِنَّهُمْ يَتَبَاهُوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً وَإِ أَرْجُوْ أَنْ أَكُوْنَ أَكْثَرُهُمْ وَارِدَةً [رواه الترمذي في سننه]

Artinya: “Sesungguhnya tiap-tiap Nabi itu memiliki telaga, dan sesungguhnya mereka saling membangga-banggakan telaga siapakah yang paling banyak pengunjungnya, dan sesungguhnya aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengunjungnya.” [diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, di dalam Sunan Turmudzi]

  1. Surga adalah tempat pahala. Berfirman Allah ﷻ:

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِيْ نُوْرِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيَّا [سورة مريم الاية : ٦۳]

Artinya: “itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa” [QS. Maryam : 63]

Allah ﷻ menyediakan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman berupa surga, mereka abadi di dalamnya, itu murni karena fadhal [keutamaan] dari Allah ﷻ. Di dalam surga terdapat segala apa saja diinginkan dan didalamnya terdapat kenikmatan yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan terlintas dalam benak manusia. Berfirman Allah ﷻ:

لاَيَمَسُّهُمُ فِيْهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِيْنَ [سورة الحجر الاية : ٤۸]

Artinya: “Mereka tidak merasa lelah didalamnya dan tidak akan dikeluarkan.” [QS. Al-Hijr : 48]

  1. Neraka: tempat siksa. Berfirman Allah ﷻ:

يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا قُوْآ أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا [سورة التحريم الاية : ٦]

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”

Allah ﷻ menyediakan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman berupa neraka, mereka abadi didalamnya. Berfirman Allah ﷻ:

خٰلِدِيْنَ فِيْهَا لاَيُخَفَّفُ عَنْهُمْ وَلاَهُمْ يُنْظَرُوْنَ [سورة البقرة الاية : ۱٦٢]

Artinya: “Mereka kekal didalamnya [laknat]. Tidak akan diringankan azab dari mereka, dan mereka tidak diberi penangguhan.” [QS. Al-Baqarah : 162]

Neraka juga disediakan untuk orang-orang mukmin yang bermaksiat dalam masa waktu sesuai yang dikehendaki Allah ﷻ, kemudian mereka dikeluarkan atas dasar keadilan-Nya.

  1. Melihat Allah Yang Agung Keagungan-Nya disurga yang layak bagi Keagungan, Kesempurnaan, dan Kesucian-Nya. Berfirman Allah ﷻ:

وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ. إِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ [سورة القيامة الاية : ٢٢-٢۳]

Artinya: ‘Wajah-wajah [orang mukmin] pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.” [QS. Al-Qiyamah : 22-23], melihat Allah ﷻ di sini adalah yang dikehendaki dengan firman Allah ﷻ “ الزِّيَادَة “ yang berarti “tambahan” termaktub dalam firman Allah ﷻ:

لِلَّذِيْنَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ [سورة يونس الاية : ٢٦]

Artinya: “Bagi orang-orang yang berbuat baik [ada pahala] yang terbaik [surga] dan tambahannya [kenikmatan melihat Allah ].” [QS. Yunus : 26]

وَاللهُ أَعْلَمُ

 

Disarikan dari kitab: Jala’ Al-Afham Syarah Aqidatul ‘Awam

Karya: Prof. DR. As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani

Oleh: Muhammad Mahrus (Ketua MWCNU Buduran)

 

 

۩۩۩۩۩۩۩۩۩۩