BUDURAN. Fatayatun Nada, nama grup kasidah yang dibentuk PAC Fatayat NU Buduran. Grup ini beranggotakan para aktifis Fatayat Buduran yang dikomandani sahabat Siti Muntoibah, S.Pd selaku ketua dan berada dalam bimbingan penyanyi profesional, sahabat Tatik namanya. Grup ini terus melakukan pembenahan diri dan memantapkan performanya. Kiranya upaya itu dapat terlihat pada penampilan Fatayatun Nada pada puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 berupa Gebyar Sholawat dan Pengajian Umum pada hari Ahad (5/11) di halaman Graha Nusantara MWC NU Buduran. Baik jama’ah maupun arena tersebut menjadi saksi bagaimana performa Fatayatun Nada saat opening session dan ending session mampu menghidupkan suasana serta memeriahkan agenda tersebut.
Sejak jam 18.00 petang, Fatayatun Nada mengajak mustami’in yang mulai hadir dengan beberapa kasidah. Terlihat beberapa anak di depan panggung ikut berdendang dengan gembira. Pada saat pengajian, beberapa kali Fatayatun Nada mengiringi kasidah yang dibawakan Nyai. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag sebagai penceramah. Bahkan setelah doa penutup, Fatayatun Nada masih menampilkan beberapa kasidah andalan dan para mustami’in masih setia mengikutinya dengan gembira. “Anggotanya ayu-ayu, trengginas tur semangat, masio ono sing jubahe ditarik-tarik anak-e pas tampil [anggotanya ayu-ayu, trengginas dan semangat, meskipun ada yang jubahnya ditarik-tarik anaknya saat tampil]”, komentar salah satu mustami’in.
Format grup kasidah sengaja dipilih oleh Fatayatun Nada karena grup ini memiliki misi untuk menyebarkan nilai-nilai Islam melalui seni. Seperti telah diketahui bahwa dalam tradisi sastra Islam, kasidah –atau qoshidah dalam Arab—merupakan salah satu bentuk syair yang memiliki lirik, makna, dan kesusasteraan dengan tujuan tertentu. Kasidah Burdah misalnya, kumpulan syair yang digubah oleh Imam Busyairi –murid dari Syaikh Abul Abbas al-Mursi yang menjadi murid dari Imam Abul Hasan al-Syadzili—dan biasa dibaca kalangan nahdliyyin dengan istilah Burdahan, merupakan sembarang karya sastra yang hanya menonjolkan aspek keindahan sastra linguistik semata. Namun telah kaprah bahwa kasidah ini merupakan ekspresi mahabbah penggubahnya kepada Sayyidina Rasulullah SAW yang secara mu’tabar diamalkan oleh mayoritas umat Islam, terutama dalam pesulukan spiritual mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pintu Sang KekasihNya.
Atas dasar inilah maka PAC Fatayat NU meneladani hobi para ulama dalam melakukan madh (pujian) kepada Rasulullah SAW dengan membentuk grup kasidah. Selain itu, grup Fatayatun Nada juga menjadi media dalam melakukan dakwah islamiyah, serta mengenalkan Fatayat di khalayak umum. Umumnya orang akan lebih mudah menerima nasihat bila jiwa dan akalnya merasakan bahagia. Nah, kasidah diharapkan dapat menjadi mediasi pencapaian kebahagiaan tersebut sebagai introduksi memasuki pesan yang lebih penting, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Meskipun begitu dalam perjalanannya, Fatayatun Nada banyak melewati kerikil dan hambatan untuk menggapai dan mewujudkan hal itu. Namun karena pembentukan dan penguatan grup ini sudah merupakan cita-cita dan termasuk dalam program kerja yang telah dirancang oleh PAC Fatayat NU Bidang Seni Budaya dan Sosial, maka berbagai upaya terus dilakukan untuk bisa eksis baik di internal kalangan NU dan juga dikalangan masyarakat umum. Bravo Fatayatun Nada, Bravo PAC Fatayat NU Buduran. Menguat bersama Maju bersama untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia. HSN 2023, Jihad Santri Jayakan Negeri.(F-Fathiem)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah